Kisah Misterius Yang Terpecahkan Lewat Mimpi (Lumbung Merah)

Ada banyak kasus misterius yang terpecahkan lewat mimpi.

Hal ini diluar nalar. Ini seperti membuktikan bahwa Yang Di Atas melihat baik ataupun buruk dari perbuatan manusia.

Sebelum membaca kisah nyata dari Inggris di bawah ini, mohon juga luangkan sedikit waktu untuk menandatangani sebuah petisi untuk menolak kejahatan yang sedang terjadi di Tiongkok.

Kita percaya bahwa sebuah kebaikan kecil pun tidak akan luput dari catatan Yang Maha Kuasa. Bantuan kecil Anda akan sangat berharga.

lumbung merah

Kisah yang terpecahkan lewat mimpi ini terjadi di Inggris 200 tahun silam yakni pada tahun 1827. Kasus ini sangat populer, dan telah digubah menjadi banyak drama dan balada dalam banyak versi, dan beredar luas, saat ini sebagian di antaranya masih terus dimainkan pada pentas modern.

Kisah ini terjadi di sebuah desa kecil yakni Polstead di bagian timur Inggris. Lumbung pangan di daerah tersebut sangat unik, dengan warna merahnya yang sangat mencolok, semua orang menyebutnya Lumbung Merah.

Di Desa kecil ini, hiduplah dua sejoli bernama Corder dan Maria. Karena hubungan mereka, kedua anak muda itu tak lama kemudian memiliki anak. Tetapi Corder hanya ingin berhubungan rahasia dengan Maria, dan tidak ingin menikahinya. Baru berumur dua minggu, Anak yang cacat sejak lahir itu telah meninggal dunia.

Di Inggris yang waktu itu masih sangat konservatif, melahirkan anak di luar nikah mutlak tidak diperbolehkan, dan anak yang menyandang sebutan anak haram itu, tidak diberkati, juga tidak bisa memperoleh pemakaman yang layak.

Keduanya terpaksa mencari suatu tempat dan menguburkan anak mereka secara diam-diam.

Namun tak lama kemudian, pada suatu pagi hari, Jumat, 18 Mei, tiba-tiba Corder berlari ke rumah Maria, sembari membawa sepucuk senapan, dan mengatakan kejadian anak haram itu telah diketahui pihak kepolisian.

Polisi John Balam pagi-pagi datang memberitahunya, dan mengatakan surat perintah penangkapan dari London telah terbit, mereka akan datang menangkap Maria dengan tuduhan melahirkan anak haram.

Walaupun opsir Balam pada saat bersaksi di pengadilan mengatakan, tidak ada yang namanya surat perintah penangkapan, tetapi waktu itu Maria sudah sangat ketakutan dan sambil menangis bertanya pada Corder, apa yang harus dilakukan?

Corder menyuruhnya menyamar sebagai pria dan lari dari rumah, mengingatkannya agar tidak terlihat oleh siapa pun, pergi ke lumbung merah dan menunggunya di sana, Corder akan menyusulnya dengan membawa barang-barang keperluannya, lalu akan membawanya ke Ipswich untuk menikah.

Ibu tiri Maria, Nyonya Marten waktu itu juga berada di sana. Dia menyalahkan Corder, “Seandainya sejak awal kau menikahi Maria bukankah sekarang tidak ada masalah ini?” Corder berjanji, “Besok aku akan menikahi Maria.” Nyonya Marten tidak begitu memercayainya.

Karena reputasi Corder tidak baik, sering kali berbohong, saat sekolah ia dijuluki “rubah”. Ia pernah mencuri ternak ayahnya untuk dijual, pernah menggunakan cek palsu, bahkan belum lama ini bersama seorang pencuri setempat bernama Smith mencuri seekor ternak dari desa tetangga.

Entah kenapa, Smith tertangkap, namun Corder justru lolos dari hukuman. Di ruang sidang Smith menggemeretak gigi dan berkata, “Cepat atau lambat ia akan naik ke tiang gantungan.”

Seorang pencuri saja menilainya seperti itu, bisa dibayangkan betapa buruknya karakter Corder. Namun dengan orang inilah putrinya menjalin asmara, sebagai orang tua, Nyonya Marten tidak berdaya.

Sembari menghela napas panjang Nyonya Marten menyiapkan barang-barang untuk dibawa Maria. Pada pukul 12.30, Maria meninggalkan rumah, sejak saat itu keluarga Marten tidak pernah lagi melihatnya.

Hari minggu pagi, Corder datang seorang diri, mengatakan dia telah mengamankan Maria. Setelah itu Corder lenyap beberapa waktu, pada September ia sempat pulang sebentar, tetapi Maria tidak pulang bersamanya.

Tuan dan Nyonya Marten bertanya di mana putri mereka? Corder mengatakan, dia hidup dengan baik di luar daerah. Nyonya Marten bertanya lagi, mengapa putrinya tidak menulis surat memberikan kabar? Corder mengatakan, tangannya cedera sehingga tidak bisa menulis.

Setelah itu Corder kembali menghilang. Sejak saat itu hingga pada musim semi tahun berikutnya, keluarga Marten hanya pernah menerima surat yang ditulisnya, mengatakan dirinya dan Maria menetap di Pulau Wight, hidup mereka cukup baik, sementara belum berani pulang, karena takut masalah kawin lari mereka membuat berang para teman dan kerabat.

Tuan Marten bertanya mengapa putrinya sendiri tidak menulis surat, kadang-kadang Corder mengatakan, kesehatan Maria tidak baik, atau tangannya cedera, atau kadang mengatakan, bukankah Maria sudah mengirim surat? Apakah kalian tidak menerimanya?

Apa pun itu, sejak saat itu sama sekali tidak ada kabar dari Maria. Bahkan di Hari Natal pun tidak pulang. Hubungannya dengan keluarga sangat baik, juga sangat pengertian, perilaku semacam ini sama sekali tidak seperti kelakuan Maria. Keluarga Marten pun mulai tidak sabar, kian hari kian sering mereka membahas soal Maria.

Suatu hari, Nyonya Marten akhirnya tidak sabar lagi dan berkata pada suaminya, “Seandainya aku adalah kau, aku akan pergi melihat-lihat Lumbung Merah.” Tuan Marten merasa sangat aneh, dan bertanya mengapa begitu?

Nyonya Marten mengatakan belakangan ini dirinya sering bermimpi Maria telah dicelakai seseorang di Lumbung Merah, dan dikubur di sana. Faktanya sebelum Hari Natal dia sempat dua kali bermimpi bertemu Maria.

Namun karena takut keluarganya tidak percaya, maka dia menahan diri untuk tidak menceritakannya. Sejak saat itu, Nyonya Marten terus mendesak suaminya agar pergi ke Lumbung Merah untuk melihat kondisi di sana.

Pada 19 April 1828, Tuan Marten tidak kuasa menolak lagi istrinya, dan bersama seorang teman bernama Bowtell, mereka pun pergi ke sana. Begitu memasuki lumbung serta menyapu dan menyingkirkan jerami di tanah, mereka segera menemukan sepetak tanah dengan bekas seperti galian baru di permukaannya.

Mereka memberanikan diri mulai menggali, setelah menggali sedalam sekitar 45 cm, terlihat sebuah karung goni, lalu sehelai syal berwarna hijau tampak muncul dari mulut karung itu, dan tercium bau busuk yang sangat menyengat.

Nyali Tuan Marten langsung ciut, tidak berani menggali lebih lanjut, dan berbalik langsung pulang ke rumah, ia bertanya pada Nyonya Marten apakah masih ingat syal warna apakah yang dikenakan putri mereka saat pergi dari rumah.

Nyonya Marten dengan yakin menjawab, syal berwarna hijau. Tuan Marten langsung berderai air matanya, tahu putrinya ternyata telah menjadi korban pembunuhan, ia pun langsung berjalan menuju kantor polisi.

Setelah itu dengan cara identifikasi gigi dokter forensik memastikan bahwa jasad yang terkubur di tanah itu adalah Maria Marten. Penyebab kematian segera diketahui bahwa Maria telah ditembak mati. Kantor polisi pun langsung menetapkan Corder sebagai tersangka utama, dan memulai aksi perburuan terhadapnya.

Waktu itu Corder baru saja menikah, bersama istri yang baru dinikahinya mereka mendirikan sebuah sekolah asrama putri di London, kehidupan barunya bahagia dan tenang. Dari rumahnya itu polisi berhasil menggeledah dan menemukan pistol yang digunakan, serta menemukan sebuah paspor Prancis.

Sepertinya Corder telah berniat melarikan diri. Jika bukan karena Maria berulang kali muncul di mimpi mendesak Nyonya Marten, mungkin Corder akan terbebas dari jeratan hukum. Sepertinya inilah kehendak Tuhan.

Pada 7 Agustus, pengadilan terhadap Corder pun dimulai, keseluruhan proses tidak terdapat keraguan sama sekali. Walaupun di pengadilan Corder bersikukuh dirinya tidak bersalah, namun tim juri hanya membutuhkan waktu 35 menit untuk memvonis dirinya bersalah.

3 hari kemudian, berkat nasihat keluarga dan pendeta, akhirnya Corder mengakui kejahatannya di dalam penjara. Ia berkata, saat itu mereka terlibat pertengkaran, dan karena marah, ia pun melepaskan tembakan.

Pada 11 Agustus, Corder dihukum gantung, kata-kata teman sesama pencurinya, Smith pun menjadi kenyataan. Di alun-alun tempat hukuman dilaksanakan dipenuhi warga, di pedesaan Inggris di mana tradisi setempat masih sangat konvensional, sangat sulit dipercaya hal sekejam itu bisa terjadi, maka semua warga pun terperangah, dan hendak melihat akibat yang harus ditanggung oleh si pelaku kejahatan.

Dari keseluruhan kasus juga dipenuhi misteri karena adanya petunjuk yang diberikan Maria melalui mimpi, pada abad ke-19 yang merupakan era paling berkembangnya karya sastra di Inggris, kisah itu telah digubah menjadi berbagai macam karya seni.

Tanpa pengecualian, pada seluruh karya sastra tersebut bagian cerita tentang terbongkarnya kasus lewat mimpi itu selalu dipertahankan, lalu ditambahkan kata-kata: “Tangan Tuhan ada di mana-mana”. Seperti kata ungkapan “Hukum langit maha luas, longgar namun tidak ada yang bisa lolos”, sejak dulu hingga sekarang di dalam maupun luar negeri, tetap berlaku prinsip yang sama. (koran etindonesia/wd)

4 comments

  1. Cerita yang singkat, namun membawa arti dan makna yang sangat besar. Semoga setiap orang yang sudah selesai membaca cerita ini, akan merekomendasikan kepada orang lain.
    Pesan saya, teruslah berkarya dengan cerpen seperti ini. Sungguh, ini sangat bermanfaat untuk masyarakat luas.

  2. Sangat berduka dengan kisah seperti ini, sangat menyentuh sebagai ibu, walaupun hanya ibu tiri namun tidak ada beda dengan ibu kandung.

  3. Amar ma’ruf nahi munkar adalah ajaran Islam yang berarti menyuruh orang lain untuk berbuat baik dan mencegah orang lain untuk berbuat jahat.
    Penjelasan
    Amar ma’ruf berarti menyuruh orang lain untuk berbuat baik.
    Nahi munkar berarti mencegah orang lain untuk berbuat jahat.
    Amar ma’ruf nahi munkar merupakan kewajiban umat Islam sesuai dengan kemampuannya.
    Amar ma’ruf nahi munkar merupakan bagian inti dari agama Islam.
    Amar ma’ruf nahi munkar juga merupakan bentuk dakwah untuk mengajak orang lain untuk berbuat baik.
    Contoh perbuatan amar ma’ruf nahi munkar:
    Membantu orang lain
    Menjaga kebaikan
    Menolong orang yang bermasalah
    Mendidik anak-anak
    Mendoakan orang lain
    Beramal dengan ikhlas

  4. Kita sebagai umat manusia di anjurkan untuk berbuat baik untuk semua mahklub hidup.tanpa kecuali orang yang membahayakan hidup dan nyawa kita.tapi alankah baik nya kita umat beragama yang baik saling meng hormati semua elemen kehidupan yang di anjurkan oleh sesuai agama kita masing”.hidup kita akan jauh lebih baik dan damai.kalo kita jauh dari sifat tamak dan mau menang sendiri.allah hu Akbar..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *